5 Maret 2020, dia bertanya agenda sore itu, dengan ekspretif nya kulempar akan candaan pertemuan, dan pertemuan kedua itu dikedai lokal. Dia sibuk dengan pulpen, kertas dan ponsel nya, sedang menyalin tugas. Aku sibuk dengan buku sejarah perempuanku, dia merampas buku itu, penasaran akan judulnya. Banyak obrolan kecil yang kita lakukan.
Saat itu kita barter kegiatan, aku yang menyalin dan dia mengedit poster, untuk bukti perjuangan katanya.
Tiap obrolan berat yang aku ajukan dan dibalas jawab nya membuat aku menyimpulkan beberapa hal, dia dengan banyak masalah tapi seolah terlihat biasa saja dengan menjawab pertanyaan dengan diselingi candaan bahwa dia baik-baik saja dan tidak menuntut banyak.
Aku membatasi diri, karena dia dengan bangga nya bilang bahwa dia sudah punya kekasih, ya kekasih tanpa status tapi mereka saling membutuhkan satu sama lain.
Katanya yang dia suka dari waitanya adalah karena kesamaan sifat yang tak mau diatur dan ingin bebas. Gadisnya ekspretif, itu yang disuka katanya. Aku senang dengar cerita nya, entah kenapa mungkin aku bangga dengan diriku yang kembali terlihat biasa saja setelah merasa patah.
Kamu hebat sudah berjuang dan jadi perempuan tangguh. Kamu istimewa, tunggu pangeranmu jemput ya, jaga diri baik-baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar